Jumat, 07 Oktober 2016

Kebahagiaan

Kehidupan itu memang selalu penuh misteri. terkadang sedih, terkadang senang. Yaa itulah kehidupan. Semua yg kita alami tak akan abadi. Setiap insan pasti menginginkan kebahagiaan sebab bahagia itu adalah kata paling menyihir dalam hidup manusia. Yang mana jiwa selalu merindukannya, Akal selalu mengharapinya. Serta Raga selalu berusaha untuk mengejarnya.
Tapi dibalik itu kebahagiaan adalah goda yang paling tega. Ia akan jadi bayangan yg melipir jika difikir, akan lari jika dicari, tak tentu jika diburu, melesat jika ditangkap, menghilang jika dihadang. Di nanar mata yg tak menjumpa bahagia, insan lain tampak lebih cerah. Didenging telinga yg tak menyimak bahagia, insan lain terdengar lebih ceria. Digerisik hati yg tak merasa bahagia, insan lain berkilau bercahaya.
Namun jika kebahagiaan dijadikan tujuan, kita akan luput menikmatinya sepanjang perjalanan. Jika bahagia dijadikan cita, kita akan kehilangan ia sebagai rasa. Jika bahagia dijadikan tugas jiwa, kita akan melalaikan kewajiban kita selaku hamba. Dan jika bahagia dijadikan tema besar kehidupan, kita bisa kehilangan ia setelah kematian.
Bahagia adalah kata yg tak cukup untuk mewakili segenap kebaikan. Hidup kita itu umpama buah beraneka aroma, bentuk, warna, serta rasa; yg diiris-iris dan ditumpuk berlapis-lapis. Dari setiap irisan itu punya wangi dan anyirnya, lembut atau kasarnya, manis serta pahitnya, masam juga asinnya. Tapi kepastian dari-Nya dlm segala yg terindra itu ialah ada gizi yg bermanfaat bagi ruh, akal, dan jasad kita.
.......

Rabu, 21 September 2016

Menentukan Topik Penelitian Karya Ilmiah



BAB I
PENDAHULUAN
            Sebelum peneliti terjun ke lapangan penelitian, maka peneliti dituntut untuk mengajukan proposal penelitian. Proposal penelitian ini bertujuan untuk menggambarkan langkah sistematis yang akan peniliti lakukan dalam penelitiannya. Dengan kata lain, proposal usulan penelitian itu adalah rencana penelitian penulis sebelum diaktualisasikan dalam kehidupan nyata. Oleh karena itu, Wirartha (2006: 1) menyatakan bahwa penilaian terhadap sebuah usulan penelitian memegang peranan penting dalam proses pekerjaan penelitian selanjutnya. Usulan penelitian yang tidak sempurna sejak awal akan berpengaruh pada hasil penelitian sehingga menjadi kurang baik, bahkan kurang bermanfaat bagi pihak-pihak yang berkepentingan. Jadi, penyusunan usulan penelitian ini adalah tahap awal sang peneliti dalam melakukan penelitiannya.
Banyak pola atau format usulan penelitian yang telah disusun. Bahkan, lembaga-lembaga tertentu sudah membekukannya. Oleh karena itu, peneliti harus mengikuti gaya selingkung format yang telah disediakan oleh instansi atau lembaga yang berkaitan dalam pembuatan usulan proposal pnelitian ini. Format atau pola tersebut begitu penting untuk menyelaraskan antara proposal peneliti yang satu dengan yang lainnya sehingga mudah untuk dipelajari lebih lanjut bagi para penguji atau pun pembimbing peneliti dan elemen-elemen yang berkepentingan lainnya. Selain itu, Format tersebut juga memudahkan bagi peneliti untuk membuat proposal penelitian dengan sistematis, sehingga latar belakang, metode penelitian, hingga manfaatnya dapat diketahui secara sistematis pula.
Dalam fomat usulan penelitian, terdapat unsur-unsur yang harus dipaparkan. Setiap unsur tersebut saling berkaitan, sehingga akan rancu kiranya apabila ada unsur yang hilang atau memang sengaja dihilangkan. Unsur-unsur tersebut seperti: Judul penelitian, Penegasan masalah, latar belakang penelitian, tinjauan pustaka, hingga daftar kepustakaan. Oleh karena itu, semua unsur harus dipenuhi sehingga menjadi usulan proposal yang lengkap dan berterima.
Dalam makalah ini, penulis khusus akan membahas tentang penentuan topik, latar belakang, dan perumusan masalah. Ketiga unur tersebut merupakan unsur-unsur fundamental dalam sebuah proposal penelitian. Pengkajian secara mendalam akan memudahkan bagi para calon peneliti untuk mempersiapkan proposal penelitiannya. Oleh karena itu, ketiganya akan dikaji dalam makalah ini dan dibahas secara tuntas, insya Allah.







BAB II    
PEMBAHASAN
A.    Menentukan Topik Penelitian
Dalam sebuah penelitian, Suyitno (2011) berpendapat bahwa harus ada topik atau masalah yang melatarbelakangi penelitian tersebut. Topik tersebut harus ditetapkan pertama kali dalam menyusun langkah-langkah penelitian. Topik atau masalah adalah hal-hal yang akan dibahasa dalam penelitian. Intinya, topik dapat berupa persoalan pokok yang memerlukan pemecahan, penjelasan, pendeskripsian, dan penegasan lebih lanjut.
Adapun cara menentukan topik dalam sebuah penelitian adalah sebagai berikut:
1. Penelitian sesuai dengan bidang si peneliti
Penelitian yang dilakukan haruslah sesuai dengan bidang studi yang di dalami oleh peneliti. Peneliti wajib memahami dengan jelas apa saja wilayah kajian bidang studinya sehingga peneliti tidak akan meneliti di luar bidang studinya.
2. Bermanfaat bagi masyarakat khususnya subjek penelitian
Penelitian yang dilakukan harus bermanfaat bagi bidang studinya. Penelitian akan sangat terasah manfaatnya apabila langsung diterapkan dalam kehidupan nyata.
3. Mengetahui hakikat dasar perbedaan jenis penelitian
Hal ini dirasa begitu penting sehingga peneliti nantinya mampu menggunakan metode penelitian sesuai dengan penelitian yang ia lakukan (Rahardjo dalam  majalah pendidikan, 2011).
4. Masalah yang diambil bersifat baru
Ada baiknya mengembangkan dan menemukan sesuatu yang baru tentu akan  lebih dihargai daripada hanya sekadar meniru apa lagi plagiasi (jiplak).
5. Tema yang sedang tren (hot topik)
Tema yang sedang tren biasanya akan memenuhi persyaratan kampus dan akan disetujui oleh pembimbing. Seorang peneliti juga tak perlu ragu untuk bertanya kepada pembimbingnya tentang topik yang hangat dikalangan bidang studinya (sri widyaningsih: 2012).
6.  Dalam jangkauan peneliti (Manageable topic)
Topik yang akan dijadikan penelitian itu hendaknya tidak berada di luar jangkauan kemampuan si peneliti. Maka dalam memilihnya, perlu mempertimbangkan beberapa segi, antara lain: kemampuan memecahkan masalah dalam topik. Dalam Manageable topic ini juga perlu memerhatikan hal-hal sebagai berikut:
  1. Tersedia dana yang cukup
  2. Batas waktu untuk menyelesaikan penelitian
  3. Sponsor dan konsultan
  4. Kerja sama dengan pihak lain
7. Data dari topik mudah didapatkan (Obtainable data)
Meskipun peneliti dapat memilih topik yang sangat baik, namun belum tentu data yang diperlukan tersedia dan mudah diperoleh. Maka peneliti perlu menyesuaikan antara topik penelitian dan kemudahan dalam memeroleh data penlitian.
8. Topik cukup penting untuk diteliti (Signifance of Topik)
Topik yang dipilih haruslah penting untuk diteliti. Ada dua hal yang menjadi pertimbangan dalam memilih  topik yang penting yaitu: pertama, sumbangan hasil penelitiannya dapat memenuhi minat akademis dan minat masyarakat luas; kedua, sifat topik tidak merupakan duplikasi dari topik-topik yang telah diteliti oleh orang lain.
9. Topik yang menarik (interested topic)
Hendaknya, topik penelitian tersebut menarik sehingga menimbulkan minat dan semangat peneliti untuk melakukan penelitian berdasarkan topik yang telah ia tentukan.[1]
Tanjung dan Ardial (2005: 24) menambahkan bahwa pentingnya masalah untuk diselidiki, pada umumnya dikaitkan kepada beberapa hal, antara lain kepada:
  1. Masalah itu menyangkut kepentingan umum (masyarakat) baik mendesak maupun tidak mendesak.
  2. Masalah itu merupakan mata rantai, apabila tidak dipecahkan banyak masalah lain yang terbengkalai.
  3. Masalah itu penting dan pemecahannya dapat mengisi kekosongan dan kekurangan ilmu dan pengetahuan, dan sebagainya.[2]
B.   Penyusunan Latar Belakang
Latar belakang penelitian pada pokoknya menyampaikan alasan-alasan dilakukannya penelitian tersebut. Alasan tersebut muncul biasanya disebabkan oleh adanya kesenjangan antara harapan dan kenyataan, ataupun teori dengan praktik yang nyata. Karena itu, uraian latar belakang ini dapat berupa teoritis maupun paparan yang bersifat praktis, tetapi bukan alasan yang bersifat pribadi. Yang pokok, bagian ini dapat mengantarkan pembaca pada masalah atau topik yang diteliti dan menunjukkan bahwa masalah atau topik tersebut memang perlu diteliti.[3]
Latar belakang adalah alasan yang melatarbelakangi pengajuan topik atau permasalahan dalam penelitian.[4] Di bagian ini diuraikan garis besar penelitian, yang biasanya mencakup pertanyaan-pertanyaan sebagai berikut:
1. Mengapa penelitian dilakukan?
Berisi penjelasan alasan masalah yang diajukan penting untuk diteliti.
2. Bagaimana cara penelitian?
Berisi penjabaran metode yang akan digunakan untuk menyelidiki masalah.
3. Apa tujuan penelitian?
Berisi kegunaan-kegunaan dari hasil penelitian.
Whirarta (2006: 16) menyebutkan bahwa setiap penelitian yang diajukan harus menyampaikan latar belakang masalah yang nyata-nyata memerlukan pemecahan[5]. Latar belakang yang jelas akan memudahkan perumusan masalah. Senada dengan Susanto, Whirarta menjelaskan bahwa pada tahap ini, secara garis besar diuraikan masalah yang akan diteliti; mengapa perlu diteliti; bagaimana cara menelitinya; dan untuk apa masalah itu diteliti. Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam menyusun latar belakang masalah penelitian adalah:
  1. Tidak telalu muluk-muluk sehingga jauh dari konteks permasalahannya.
  2. Berorientasi pada profesi, fungsi, bidang studi, dan jurusan si penyusun usulan penelitian.
  3. Beroientasi pada maksud dan konteks penelitian yang akan dilakukan.
  4. Disusun dan disajikan secara sistematis, ringkas, dan terarah pada suatu permasalahan yang akan diteliti.
C.  Perumusan Masalah Penelitian
Wirartha (2006: 17) menyebutkan bahwa perumusan masalah penelitian berisi uraian yang merupakan abstraksi dari latar belakang masalah penelitian dan rumusan masalah dalam bentuk kalimat pertanyaan yang tegas dan jelas[6]. Perumusan masalah penelitian memuat penjelasan mengenai alasan-alasan masalah yang dikemukakan dalam usulan penelitian dipandang menarik, penting, dan perlu diteliti. Kecuali itu, juga diuraikan kedudukan masalah yang akan diteliti dalam lingkup permasalahan yang lebih luas yang disarikan dari uraian dalam latar belakang masalah penelitian.
Wirartha menambahkan bahwa ciri-ciri rumusan masalah yang baik adalah:
  1. Ringkas, jelas, dan sederhana.
  2. Memungkinkan untuk dijawab dan diuji secara imiah.
  3. Dalam bentuk kalimat pertanyaan.
  4. Menjelaskan hubungan antara dua variabel atau lebih
Sedangkan menurut Fraenkel dan Wallen (dalam Tanjung dan Ardial, 2005: 26), rumusan masalah yang baik adalah;
  1. Masalah harus feasible, dalam arti masalah tersebut harus dapat dicarikan jawabannya melalui sumber yang jelas, tidak banyak menghabiskan dana, tenaga, dan waktu.
  2. Masalah harus jelas, yaitu semua orang memberikan persepsi yang sama terhadap masalah tersebut.
  3. Masalah harus signifikan, dalam artian jawaban masalah yang diberikan harus memberikan kontribusi terhadap pengembangan ilmu dan pemecahan masalah kehidupan manusia.
Wirartha (2006: 17-18) melanjutkan bahwa merumuskan masalah merupakan pekerjaan yang sukar bagi setiap peneliti. Yang dapat menolong peneliti dari kesulitan merumuskan masalah adalah pengetahuan yang luas dan terpadu mengenai teori-teori dan penelitian terdahulu dalam bidang yang berkaitan dengan masalah yang diteliti. Untuk mempermudah perumusan masalah maka rumusan masalah dapat dinyatakan dalam bentuk kalimat pertanyaan. Namun apabila mampu merumuskannya dalam bentuk uraian yang komprehensif dan analitis maka hal itu lebih utama.










BAB III
 KESIMPULAN
Simpulan yang dapat diambil dalam pembahasan di atas adalah:
  • Topik penelitian harus ditetapkan pertama kali dalam menyusun langkah-langkah penelitian karena topik adalah landasan awal sebuah penelitian berupa persoalan pokok yang memerlukan pemecahan, penjelasan, pendeskripsian, dan penegasan lebih lanjut.
  • Latar belakang bertujuan mengantarkan pembaca pada masalah atau topik yang diteliti dan menunjukkan bahwa masalah atau topik tersebut memang perlu untuk diteliti.
  • Perumusan masalah penelitian berisi uraian yang merupakan abstraksi dari latar belakang masalah penelitian dan rumusan masalah dalam bentuk kalimat pertanyaan yang tegas dan jelas.


















DAFTAR PUSTAKA                
Rahardjo Mudjia. 2011. Cari Inspirasi untuk Tema Penelitian (Online),             http://www.majalahpendidikan.com/2011/04/cari-inspirasi-untuk-tema-penelitian.html, di akses tanggal 24 Februari 2013.
Happy Susanto. 2009. Paduan Praktis menyusun proposal. Jakarta: Visimedia.
Imam Suyitno. 2011. Karya Tulis Ilmiah (KTI): Panduan, Teori, Pelatihan, dan Contoh. Bandung: Refika Aditama.
Bahdin Nur Tanjung dan Ardial. 2007. Pedoman Penulisan Karya Ilmiah (Proposal,        Skripsi, dan Tesis) dan Mempersiapkan Diri Menjadi Penulis Artikel Ilmiah. Jakarta: Kencana.
Sri Widyaningsih. 2012. Cara memilih Judul Skripsi/Thesis atau Tema Penelitian (Online), http://www.cara.aimyaya.com/2012/12/cara-memilih-judul-skripsithesis-atau.html, di akses tanggal 24 Februari 2013.
Wirartha, I Made. 2006. Pedoman Penulisan Usulan Penelitian, Skripsi, dan Tesis             Dilengkapi Contoh-Contoh dan Metode Analisis Data. Yogyakarta: Penerbit Andi.
https://pojokpakdani.wordpress.com/2013/03/09/tips-menetukan-topik-penelitian-membuat-latar-belakang-penelitian-dan-cara-menentukan-rumusan-masalah/


[1]Tanjung dan Ardial, Pedoman Penulisan Karya Ilmiah (Proposal, Skripsi, dan Tesis) dan Mempersiapkan Diri Menjadi Penulis Artikel Ilmiah (Jakarta: Kencana, 2007), hal.14-18
[2] Ibid, hal.24
[3]Imam Suyitno, Karya Tulis Ilmiah (KTI): Panduan, Teori, Pelatihan, dan Contoh. (Bandung: Refika Aditama, 2011), 77
[4] Happy Susanto, Paduan Praktis Menyusun Proposal(Jakarta: Visimedia,2009), 32-33
[5] Wirartha, Pedoman Penulisan Usulan Penelitian, skripsi, dan Tesis(Yogyakarta: Penerbit Andi, 2006), hal.17

[6]

Sabtu, 13 Juni 2015

Selamat Berjuang

Malam siang berlalu
Gerhana kesayuan
Tiada berkesudahan

Detik masa berlalu
Tiada berhenti
Oh syahdunya

Sejenak ku terkenang
Hakikat perjuangan
Penuh onak dan cabalan

Bersama teman - teman
Arungi kehidupan
Oh indahnya o ooo

Berat rasanya
Didalam jiwa
Untuk melangkah
meninggalkan semua

Kasih dan cinta
Yang terbina
Diakan selamanya
O ooo

Slamat berjuang sahabatku
Semoga Alloh berkatimu
Kenangan indah bersamamu
Takkan kubiar dia berlalu
Berjuanglah hingga ke akhirnya
Dan ingatlah semua ikrar kita

Hati ini sayu mengenangkan
Sengsara di dalam perjuangan
Jiwa ku merana dan meronta mengharapkan
Kedamaian dan jua ketenangan wo uwo

Tetapi kuatur pada hakikat
Suka dan duka dalam perjuangan
Perlu ketabahan dan kekuatan
Keteguhan hati berlandaskan iman

Slamat berjuang sahabatku(sahabatku)
Semoga Alloh berkatimu (berkatimu)
Kenangan indah bersamamu (bersamamu)
Takkan kubiar dia berlalu (ooooo)
Berjuanglah hingga ke akhirnya
Dan ingatlah (ingatlah) semua ikrar kita

O o ohooo ho o ohooo 
For Angkasa PDIS 

Untukmu Teman

Disini kita pernah bertemu

Mencari warna seindah pelangi
Ketika kau menghulurkan tangan
Membawaku kedaerah yang baru
Reff :
Kini dengarkanlah
Dendangan lagu tanda ingatan ku
Kepadamu teman
Agar ikatan ukhuwah dan bersimpul padu
Kenangan bersamamu
Takkan lupa
Walau badai datang melanda
Walau bercerai jasad dan nyawa
Mengapa kita di temukan
Dan akhirnya kita dipisahkan
Mungkinkah menguji kesetiaan
Kejujuran dan kemanisan iman
Tuhan berikan daku kekuatan
back to reff :
Mungkinkah kita terlupa
Tuhan ada janji-Nya
Bertemu berpisah kita
Ada rahmat dah kasih-Nya
Andai ini ujian
Terangilah kamar kesabaran
Pergilah gelita hadirlah cahaya
back to reff
liriknasyidbrothers

Jumat, 13 Februari 2015

Hukum Merayakan Hari Valentine buat Umat Islam

Boleh jadi tanggal 14 Pebruari setiap tahunnya merupakan hari yang ditunggu-tunggu oleh banyak remaja, baik di negeri ini maupun di berbagai belahan bumi. Sebab hari itu banyak dipercaya orang sebagai hari untuk mengungkapkan rasa kasih sayang. Itulah hari valentine, sebuah hari di mana orang-orang di barat sana menjadikannya sebagai fokus untuk mengungkapkan rasa kasih sayang.
Dan seiring dengan masuknya beragam gaya hidup barat ke dunia Islam, perayaan hari valentine pun ikut mendapatkan sambutan hangat, terutama dari kalangan remaja ABG. Bertukar bingkisan valentine, semarak warna pink, ucapan rasa kasih sayang, ungkapan cinta dengan berbagai ekspresinya, menyemarakkan suasan valentine setiap tahunnya, bahkan di kalangan remaja muslim sekali pun.
Perayaan Valentine’s Say adalah Bagian dari Syiar Agama Nasrani
Valentine’s Day menurut literatur ilmiyah yang kita dapat menunjukkan bahwa perayaan itu bagian dari simbol agama Nasrani.
Bahkan kalau mau dirunut ke belakang, sejarahnya berasal ari upacara ritual agama Romawi kuno. Adalah Paus Gelasius I pada tahun 496 yang memasukkan upacara ritual Romawi kuno ke dalam agama Nasrani, sehingga sejak itu secara resmi agama Nasrani memiliki hari raya baru yang bernama Valentine’s Day.
The Encyclopedia Britania, vol. 12, sub judul: Chistianity, menuliskan penjelasan sebagai berikut: “Agar lebih mendekatkan lagi kepada ajaran Kristen, pada 496 M Paus Gelasius I menjadikan upacara Romawi Kuno ini menjadi hari perayaan gereja dengan nama Saint Valentine’s Day untuk menghormati St. Valentine yang kebetulan mati pada 14 Februari .
Keterangan seperti ini bukan keterangan yang mengada-ada, sebab rujukannya bersumber dari kalangan barat sendiri. Dan keterangan ini menjelaskan kepada kita, bahwa perayaan hari valentine itu berasal dari ritual agama Nasrani secara resmi. Dan sumber utamanya berasal dari ritual Romawi kuno. Sementara di dalam tatanan aqidah Islam, seorang muslim diharamkan ikut merayakan hari besar pemeluk agama lain, baik agama Nasrani ataupun agama paganis dari Romawi kuno.
Katakanlah: Hai orang-orang non muslim. Aku tidak akan menyembah apa yang kamu sembah. Dan kamu bukan penyembah Tuhan yang Aku sembah. Dan Aku tidak pernah menjadi penyembah apa yang kamu sembah. Dan kamu tidak pernah menjadi penyembah Tuhan yang Aku sembah. Untukmu agamamu, dan untukkulah, agamaku.
Kalau dibanding dengan perayaan natal, sebenarnya nyaris tidak ada bedanya. Natal dan Valentine sama-sama sebuah ritual agama milik umat Kristiani. Sehingga seharusnya pihak MUI pun mengharamkan perayaan Valentine ini sebagaimana haramnya pelaksanaan Natal bersama. Fatwa Majelis Ulama Indonesia tentang haramnya umat Islam ikut menghadiri perayaan Natal masih jelas dan tetap berlaku hingga kini. Maka seharusnya juga ada fatwa yang mengharamkan perayaan valentine khusus buat umat Islam.
Mengingat bahwa masalah ini bukan semata-mata budaya, melainkan terkait dengan masalah aqidah, di mana umat Islam diharamkan merayakan ritual agama dan hari besar agama lain.
Valentine Berasal dari Budaya Syirik.
Ken Swiger dalam artikelnya “Should Biblical Christians Observe It?” mengatakan, “Kata “Valentine” berasal dari bahasa Latin yang berarti, “Yang Maha Perkasa, Yang Maha Kuat dan Maha Kuasa”. Kata ini ditunjukan kepada Nimroe dan Lupercus, tuhan orang Romawi”.
Disadari atau tidak ketika kita meminta orang menjadi “to be my Valentine”, berarti sama dengan kita meminta orang menjadi “Sang Maha Kuasa”. Jelas perbuatan ini merupakan kesyirikan yang besar, menyamakan makhluk dengan Sang Khalik, menghidupkan budaya pemujaan kepada berhala. Icon si “Cupid ” itu adalah putra Nimrod “the hunter” dewa matahari.
Disebut tuhan cinta, karena ia rupawan sehingga diburu wanita bahkan ia pun berzina dengan ibunya sendiri. Islam mengharamkan segala hal yang berbau syirik, seperti kepercayaan adanya dewa dan dewi. Dewa cinta yang sering disebut-sebut sebagai dewa Amor, adalah cerminan aqidah syirik yang di dalam Islam harus ditinggalkan jauh-jauh. Padahal atribut dan aksesoris hari valentine sulit dilepaskan dari urusan dewa cinta ini.
Walhasil, semangat Valentine ini tidak lain adalah semangat yang bertabur dengan simbol-simbol syirik yang hanya akan membawa pelakunya masuk neraka,
naudzu billahi min zalik.
Semangat valentine adalah Semangat Berzina
Perayaan Valentine’s Day di masa sekarang ini mengalami pergeseran sikap dan semangat. Kalau di masa Romawi, sangat terkait erat dengan dunia para dewa dan mitologi sesat, kemudian di masa Kristen dijadikan bagian dari simbol perayaan hari agama, maka di masa sekarang ini identik dengan pergaulan bebas muda-mudi. Mulai dari yang paling sederhana seperti pesta, kencan, bertukar hadiah hingga penghalalan praktek zina secara legal. Semua dengan mengatasnamakan semangat cinta kasih.
Dalam semangat hari Valentine itu, ada semacam kepercayaan bahwa melakukan maksiat dan larangan-larangan agama seperti berpacaran, bergandeng tangan, berpelukan, berciuman, petting bahkan kegiatan pribadi suami dan istriual di luar nikah di kalangan sesama remaja itu menjadi boleh. Alasannya, semua itu adalah ungkapan rasa kasih sayang, bukan nafsu libido biasa.
Bahkan tidak sedikit para orang tua yang merelakan dan memaklumi putera-puteri mereka saling melampiaskan nafsu biologis dengan teman lawan jenis mereka, hanya semata-mata karena beranggapan bahwa hari Valentine itu adalah hari khusus untuk mengungkapkan kasih sayang.
Padahal kasih sayang yang dimaksud adalah zina yang diharamkan. Orang barat memang tidak bisa membedakan antara cinta dan zina. Ungkapan make love yang artinya bercinta, seharusnya sedekar cinta yang terkait dengan perasan dan hati, tetapi setiap kita tahu bahwa makna make love atau bercinta adalah melakukan hubungan kelamin alias zina. Istilah dalam bahasa Indonesia pun mengalami distorsi parah.
Misalnya, istilah penjaja cinta. Bukankah penjaja cinta tidak lain adalah kata lain dari pelacur atau menjaja kenikmatan seks?
Di dalam syair lagu romantis barat yang juga melanda begitu banyak lagu pop di negeri ini, ungkapan make love ini bertaburan di sana sini. Buat orang barat, berzina memang salah satu bentuk pengungkapan rasa kasih sayang. Bahkan berzina di sana merupakan hak asasi yang dilindungi undang-undang.
Bahkan para orang tua pun tidak punya hak untuk menghalangi anak-anak mereka dari berzina dengan teman-temannya. Di barat, zina dilakukan oleh siapa saja, tidak selalu Allah SWT berfirman tentang zina, bahwa perbuatan itu bukan hanya dilarang, bahkan sekedar mendekatinya pun diharamkan.
Dan janganlah kamu mendekati zina; sesungguhnya zina itu adalah suatu perbuatan yang keji. Dan suatu jalan yang buruk.

Kasih Sayang dalam Islam

VALENTINE'S DAYS atau hari kasih sayang adalah sebuah tradisi bagi kaum muda mudi yang biasa diperingati setiap tanggal 14 Februari di berbagai negara yang secara realitanya bukan hanya remaja dan ABG (Anak Baru Gede) saja, tapi mereka yang sudah berkeluarga pun ikut memeriahkannya dengan berbagai cara serta keunikan tersendiri dalam mengungkapkan sebuah arti kasih sayang.
Dengan berlabelkan Cinta, Valentine's Days (baca VD) kian membudaya di Indonesia entah sejak kapan asal muasal VD datang dan dimeriahkan di negeri ini, yang jelas VD adalah sebuah prodak Eropa beberapa abad lalu yang kemudian diikuti oleh sebagian rakyat Indonesia.
Banyak versi yang menerangkan asal muasal VD. Versi Pertama, VD adalah sebuah tanggal untuk mengenang tokoh Kristen bernama Santa Valentine yang tewas sebagai martir, ia hukum mati dengan cara dipukuli dan dipenggal kepalanya pada tanggal 14 Februari 270 M oleh Kaisar Romawi yaitu Raja Cladius II (268-270). Versi Kedua, VD adalah sebuah tanggal untuk untuk menghormati Dewi Juno yang dikenal dengan Dewi perempuan dan perkawinan, adalah suatu kepercaayaan bangsa Romawi Kuno bahwa Dewi Juno adalah Ratu dari Dewa dan Dewi bangsa Romawi. Kemudian diikuti oleh hari sesudahnya yaitu tanggal 15 Februari sebagai Perayaan Lupercalia yakni sebuah upacara pensucian serta memohon perlindungan kepada Dewa Lupercalia dari gangguan Srigala dan ganguan-ganguan lainnya. Versi Ketiga, Ken Sweiger dalam artikel "Should Biblical Christian Observe It?" mengatakan bahwa kata "Valentine" adalah berasal dari kata Latin yang memiliki arti : "Yang Maha Perkasa, Yang Maha Kuat, dan Yang Maha Kuasa" yang ditujukan kepada Tuhan orang Romawi yaitu Nimrod dan Lupercus. Nah sekarang coba anda fikirkan apabila anda mengatakan "to be my Valentine" ini berarti anda memintanya menjadi "Sang Maha Kuasa" sesuatu yang sangat berlebihan sekali.
Apabila kita perhatikan beberapa versi di diatas, sebenarnya tidak ada hubungannya sama sekali dengan hari kasih sayang, namun hanya sebagai penghormatan belaka. Apalagi di zaman sekarang dengan datangnya VD banyak orang yang memanfaatkannya dengan membuat produk-produk yang bernuansa Valentine, sebagai tanda kasih sayang yang dipersembahkan kepada sang kekasih, teman dan sebagainya, yang mengekor budaya barat dan tidak tahu asal muasalnya. Umumnya mereka saling mengucapkan "Selamat Hari Valentine", mengirim bunga dan kartu Valentine's Days, ada juga yang saling mencurahkan isi hati, bahkan menyatakan cinta dan kasih sayangnya yang mereka anggap "Inilah Hari Kasih Sayang". Rasulullah saw bersabda : "Barang siapa yang meniru suatu kaum, maka ia termasuk dari kaum tersebut." (H.R. Tirmidzi)

Kasih Sayang dalam Islam

Firman Allah swt.: "Hai manusia, sesungguhnya Kami menjadikan kamu dari seorang laki-laki dan seorang wanita, dan menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku supaya saling mengenal. Sesungguhnya orang mulia diantara kamu disisi Allah adalah orang yang paing bertaqwa. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui Lagi Maha Mengenal." (Q.S. al-Hujurat:13).
Sebenarnya dalam Islam tidak mengenal Hari Kasih Sayang, kasih sayang dalam Islam terhadap sesama tidaklah terbatas dengan waktu dan dimanapun berada, baik untuk keluarga, kerabat, dan sahabat yang semuanya masih dalam koridor-koridor agama Islam itu sendiri. Nabi Saw., bersabda : "Cintailah manusia seperti kamu mencintai dirimu sendiri." (H.R. Bukhari). Islam sangat melarang keras untuk saling membenci dan bermusuhan, namun sangat menjunjung tinggi akan arti kasih sayang terhadap umat manusia. Rasulullah saw. bersabda : "Janganlah kamu saling membenci, berdengki-dengkian, saling berpalingan, dan jadilah kamu sebagai hamba-hamba Allah yang bersaudara. Juga tidak dibolehkan seorang muslim meninggalkan (tidak bertegur sapa) terhadap sudaranya lewat tiga hari" HR. Muslim.
Disini jelas bahwa kita dianjurkan sekali untuk saling menjaga dan menghargai antar sesama sebagai tanda kasih sayang yang mesti dihormati. Hal ini untuk menghindari berbagai keburukan serta dapat mengenal antar sesama untuk memperkuat dan menjaga tali persaudaraan. Dalam hadits Nabi saw.: "Perumpamaan orang-orang Mukmin dalam hal kecintaan, kasih-sayang dan belas kasihan sesama mereka, laksana satu tubuh. Apabila sakit satu anggota dari tubuh tersebut maka akan menjalarlah kesakitan itu pada semua anggota tubuh itu dengan menimbulkan insomnia (tidak bisa tidur) dan demam (panas dingin). HR. Muslim. Bahkan dalam hadits lain yang diriwayatkan oleh Baihaqi melalui Anas ra. Nabi bersabda : "Tidak akan masuk surga kecuali orang yang penyayang", jadi jelas bahwa yang masuk surga itu hanyalah orang-orang yang mempunyai rasa kasih sayang yang tanpa dibarengi dengan niat-niat jelek.
Dengan datangnya Valentine's Day dikhawatirkan bagi kaum muda-mudi yang tidak mengerti akan mampu terjerumus dalam hal-hal negatif dengan mentafsirkan kasih sayang di hari yang special ini. Firman Allah swt.: "Dan janganlah kamu mendekati zina; sesungguhnya zina itu adalah suatu perbuatan yang keji dan suatu jalan yang buruk." (Q.S. al-Israa':32), yakni perbuatan yang dilarang oleh agama baik secara terang-terangan maupun yang tersembunyi. Oleh karena itu kita mesti sadar apa arti yang sesungguhnya sebuah kasih sayang.
Selain itu pula dijelaskan dalam perkara mencintai seseorang tidaklah boleh untuk berlebihan yang akan mengakibatkan penyesalan dan sia-sia belaka, sebagai etika untuk seorang muslim Rasulullah saw. bersabda : "Cintailah kekasihmu (secara) sedang-sedang saja, siapa tahu disuatu hari dia akan menjadi musuhmu; dan bencilah orang yang engkau benci (secara) biasa-biasa saja, siapa tahu di suatu hari dia akan menjadi kecintaanmu." (H.R. Turmidzi) dan masih banyak lagi diantara hadits Nabi saw. yang menerangkan tentang kasih sayang yang membawa kebaikan bagi umat manusia. Dengan demikian marilah kita mencontoh budi pekerti Nabi besar Muhammad saw., yang berdasarkan al-Qur'an dan Hadits sebagai jalan untuk kebaikan untuk di dunia dan hari kemudian.