BAB I
PENDAHULUAN
Sebelum
peneliti terjun ke lapangan penelitian, maka peneliti dituntut untuk mengajukan
proposal penelitian. Proposal penelitian ini bertujuan untuk menggambarkan
langkah sistematis yang akan peniliti lakukan dalam penelitiannya. Dengan kata
lain, proposal usulan penelitian itu adalah rencana penelitian penulis sebelum
diaktualisasikan dalam kehidupan nyata. Oleh karena itu, Wirartha (2006: 1)
menyatakan bahwa penilaian terhadap sebuah usulan penelitian memegang peranan
penting dalam proses pekerjaan penelitian selanjutnya. Usulan penelitian yang
tidak sempurna sejak awal akan berpengaruh pada hasil penelitian sehingga
menjadi kurang baik, bahkan kurang bermanfaat bagi pihak-pihak yang
berkepentingan. Jadi, penyusunan usulan penelitian ini adalah tahap awal sang
peneliti dalam melakukan penelitiannya.
Banyak pola atau format usulan penelitian yang
telah disusun. Bahkan, lembaga-lembaga tertentu sudah membekukannya. Oleh
karena itu, peneliti harus mengikuti gaya selingkung format yang telah
disediakan oleh instansi atau lembaga yang berkaitan dalam pembuatan usulan
proposal pnelitian ini. Format atau pola tersebut begitu penting untuk
menyelaraskan antara proposal peneliti yang satu dengan yang lainnya sehingga
mudah untuk dipelajari lebih lanjut bagi para penguji atau pun pembimbing
peneliti dan elemen-elemen yang berkepentingan lainnya. Selain itu, Format
tersebut juga memudahkan bagi peneliti untuk membuat proposal penelitian dengan
sistematis, sehingga latar belakang, metode penelitian, hingga manfaatnya dapat
diketahui secara sistematis pula.
Dalam fomat usulan penelitian, terdapat
unsur-unsur yang harus dipaparkan. Setiap unsur tersebut saling berkaitan,
sehingga akan rancu kiranya apabila ada unsur yang hilang atau memang sengaja
dihilangkan. Unsur-unsur tersebut seperti: Judul penelitian, Penegasan masalah,
latar belakang penelitian, tinjauan pustaka, hingga daftar kepustakaan. Oleh
karena itu, semua unsur harus dipenuhi sehingga menjadi usulan proposal yang
lengkap dan berterima.
Dalam makalah ini, penulis khusus akan
membahas tentang penentuan topik, latar belakang, dan perumusan masalah.
Ketiga unur tersebut merupakan unsur-unsur fundamental dalam sebuah proposal
penelitian. Pengkajian secara mendalam akan memudahkan bagi para calon peneliti
untuk mempersiapkan proposal penelitiannya. Oleh karena itu, ketiganya akan
dikaji dalam makalah ini dan dibahas secara tuntas, insya Allah.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Menentukan Topik
Penelitian
Dalam sebuah penelitian, Suyitno (2011)
berpendapat bahwa harus ada topik atau masalah yang melatarbelakangi penelitian
tersebut. Topik tersebut harus ditetapkan pertama kali dalam menyusun
langkah-langkah penelitian. Topik atau masalah adalah hal-hal yang akan dibahasa
dalam penelitian. Intinya, topik dapat berupa persoalan pokok yang memerlukan
pemecahan, penjelasan, pendeskripsian, dan penegasan lebih lanjut.
Adapun cara menentukan topik dalam sebuah
penelitian adalah sebagai berikut:
1. Penelitian sesuai dengan bidang si peneliti
Penelitian yang dilakukan haruslah sesuai
dengan bidang studi yang di dalami oleh peneliti. Peneliti wajib memahami
dengan jelas apa saja wilayah kajian bidang studinya sehingga peneliti tidak
akan meneliti di luar bidang studinya.
2. Bermanfaat bagi masyarakat khususnya subjek
penelitian
Penelitian yang dilakukan harus bermanfaat bagi
bidang studinya. Penelitian akan sangat terasah manfaatnya apabila langsung
diterapkan dalam kehidupan nyata.
3. Mengetahui hakikat dasar perbedaan jenis
penelitian
Hal ini dirasa begitu penting sehingga peneliti
nantinya mampu menggunakan metode penelitian sesuai dengan penelitian yang ia
lakukan (Rahardjo dalam majalah pendidikan, 2011).
4. Masalah yang diambil bersifat baru
Ada baiknya mengembangkan dan menemukan sesuatu
yang baru tentu akan lebih dihargai daripada hanya sekadar meniru apa
lagi plagiasi (jiplak).
5. Tema yang sedang tren (hot topik)
Tema yang sedang tren biasanya akan memenuhi
persyaratan kampus dan akan disetujui oleh pembimbing. Seorang peneliti juga
tak perlu ragu untuk bertanya kepada pembimbingnya tentang topik yang hangat
dikalangan bidang studinya (sri widyaningsih: 2012).
6. Dalam jangkauan peneliti (Manageable topic)
Topik yang akan dijadikan penelitian itu
hendaknya tidak berada di luar jangkauan kemampuan si peneliti. Maka dalam
memilihnya, perlu mempertimbangkan beberapa segi, antara lain: kemampuan
memecahkan masalah dalam topik. Dalam Manageable topic ini juga perlu
memerhatikan hal-hal sebagai berikut:
- Tersedia dana yang cukup
- Batas waktu untuk menyelesaikan penelitian
- Sponsor dan konsultan
- Kerja sama dengan pihak lain
7. Data dari topik mudah didapatkan (Obtainable
data)
Meskipun peneliti dapat memilih topik yang
sangat baik, namun belum tentu data yang diperlukan tersedia dan mudah
diperoleh. Maka peneliti perlu menyesuaikan antara topik penelitian dan
kemudahan dalam memeroleh data penlitian.
8. Topik cukup penting untuk diteliti (Signifance
of Topik)
Topik yang dipilih haruslah penting untuk
diteliti. Ada dua hal yang menjadi pertimbangan dalam memilih topik yang
penting yaitu: pertama, sumbangan hasil penelitiannya dapat memenuhi minat
akademis dan minat masyarakat luas; kedua, sifat topik tidak merupakan duplikasi
dari topik-topik yang telah diteliti oleh orang lain.
9. Topik yang menarik (interested topic)
Hendaknya, topik penelitian tersebut menarik
sehingga menimbulkan minat dan semangat peneliti untuk melakukan penelitian
berdasarkan topik yang telah ia tentukan.[1]
Tanjung dan Ardial (2005: 24) menambahkan bahwa
pentingnya masalah untuk diselidiki, pada umumnya dikaitkan kepada beberapa
hal, antara lain kepada:
- Masalah itu menyangkut kepentingan umum (masyarakat) baik mendesak maupun tidak mendesak.
- Masalah itu merupakan mata rantai, apabila tidak dipecahkan banyak masalah lain yang terbengkalai.
- Masalah itu penting dan pemecahannya dapat mengisi kekosongan dan kekurangan ilmu dan pengetahuan, dan sebagainya.[2]
B. Penyusunan Latar Belakang
Latar belakang penelitian pada pokoknya
menyampaikan alasan-alasan dilakukannya penelitian tersebut. Alasan tersebut
muncul biasanya disebabkan oleh adanya kesenjangan antara harapan dan
kenyataan, ataupun teori dengan praktik yang nyata. Karena itu, uraian latar
belakang ini dapat berupa teoritis maupun paparan yang bersifat praktis, tetapi
bukan alasan yang bersifat pribadi. Yang pokok, bagian ini dapat mengantarkan
pembaca pada masalah atau topik yang diteliti dan menunjukkan bahwa masalah
atau topik tersebut memang perlu diteliti.[3]
Latar belakang adalah alasan yang
melatarbelakangi pengajuan topik atau permasalahan dalam penelitian.[4] Di
bagian ini diuraikan garis besar penelitian, yang biasanya mencakup
pertanyaan-pertanyaan sebagai berikut:
1. Mengapa penelitian dilakukan?
Berisi penjelasan alasan masalah yang diajukan
penting untuk diteliti.
2. Bagaimana cara penelitian?
Berisi penjabaran metode yang akan digunakan
untuk menyelidiki masalah.
3. Apa tujuan penelitian?
Berisi kegunaan-kegunaan dari hasil penelitian.
Whirarta (2006: 16) menyebutkan bahwa setiap
penelitian yang diajukan harus menyampaikan latar belakang masalah yang
nyata-nyata memerlukan pemecahan[5].
Latar belakang yang jelas akan memudahkan perumusan masalah. Senada dengan
Susanto, Whirarta menjelaskan bahwa pada tahap ini, secara garis besar
diuraikan masalah yang akan diteliti; mengapa perlu diteliti; bagaimana cara
menelitinya; dan untuk apa masalah itu diteliti. Beberapa hal yang perlu
diperhatikan dalam menyusun latar belakang masalah penelitian adalah:
- Tidak telalu muluk-muluk sehingga jauh dari konteks permasalahannya.
- Berorientasi pada profesi, fungsi, bidang studi, dan jurusan si penyusun usulan penelitian.
- Beroientasi pada maksud dan konteks penelitian yang akan dilakukan.
- Disusun dan disajikan secara sistematis, ringkas, dan terarah pada suatu permasalahan yang akan diteliti.
C. Perumusan Masalah Penelitian
Wirartha (2006: 17) menyebutkan bahwa perumusan
masalah penelitian berisi uraian yang merupakan abstraksi dari latar belakang
masalah penelitian dan rumusan masalah dalam bentuk kalimat pertanyaan yang
tegas dan jelas[6].
Perumusan masalah penelitian memuat penjelasan mengenai alasan-alasan masalah
yang dikemukakan dalam usulan penelitian dipandang menarik, penting, dan perlu
diteliti. Kecuali itu, juga diuraikan kedudukan masalah yang akan diteliti
dalam lingkup permasalahan yang lebih luas yang disarikan dari uraian dalam
latar belakang masalah penelitian.
Wirartha menambahkan bahwa ciri-ciri rumusan
masalah yang baik adalah:
- Ringkas, jelas, dan sederhana.
- Memungkinkan untuk dijawab dan diuji secara imiah.
- Dalam bentuk kalimat pertanyaan.
- Menjelaskan hubungan antara dua variabel atau lebih
Sedangkan menurut Fraenkel dan Wallen (dalam
Tanjung dan Ardial, 2005: 26), rumusan masalah yang baik adalah;
- Masalah harus feasible, dalam arti masalah tersebut harus dapat dicarikan jawabannya melalui sumber yang jelas, tidak banyak menghabiskan dana, tenaga, dan waktu.
- Masalah harus jelas, yaitu semua orang memberikan persepsi yang sama terhadap masalah tersebut.
- Masalah harus signifikan, dalam artian jawaban masalah yang diberikan harus memberikan kontribusi terhadap pengembangan ilmu dan pemecahan masalah kehidupan manusia.
Wirartha (2006: 17-18) melanjutkan bahwa
merumuskan masalah merupakan pekerjaan yang sukar bagi setiap peneliti. Yang
dapat menolong peneliti dari kesulitan merumuskan masalah adalah pengetahuan
yang luas dan terpadu mengenai teori-teori dan penelitian terdahulu dalam
bidang yang berkaitan dengan masalah yang diteliti. Untuk mempermudah perumusan
masalah maka rumusan masalah dapat dinyatakan dalam bentuk kalimat pertanyaan.
Namun apabila mampu merumuskannya dalam bentuk uraian yang komprehensif dan
analitis maka hal itu lebih utama.
BAB III
KESIMPULAN
Simpulan yang dapat diambil dalam pembahasan di
atas adalah:
- Topik penelitian harus ditetapkan pertama kali dalam menyusun langkah-langkah penelitian karena topik adalah landasan awal sebuah penelitian berupa persoalan pokok yang memerlukan pemecahan, penjelasan, pendeskripsian, dan penegasan lebih lanjut.
- Latar belakang bertujuan mengantarkan pembaca pada masalah atau topik yang diteliti dan menunjukkan bahwa masalah atau topik tersebut memang perlu untuk diteliti.
- Perumusan masalah penelitian berisi uraian yang merupakan abstraksi dari latar belakang masalah penelitian dan rumusan masalah dalam bentuk kalimat pertanyaan yang tegas dan jelas.
DAFTAR
PUSTAKA
Rahardjo Mudjia. 2011. Cari Inspirasi untuk
Tema Penelitian (Online),
http://www.majalahpendidikan.com/2011/04/cari-inspirasi-untuk-tema-penelitian.html, di akses tanggal 24 Februari 2013.
Happy Susanto. 2009. Paduan Praktis menyusun
proposal. Jakarta: Visimedia.
Imam Suyitno. 2011. Karya Tulis Ilmiah
(KTI): Panduan, Teori, Pelatihan, dan Contoh. Bandung: Refika Aditama.
Bahdin Nur Tanjung dan Ardial. 2007. Pedoman
Penulisan Karya Ilmiah (Proposal, Skripsi,
dan Tesis) dan Mempersiapkan Diri Menjadi Penulis Artikel Ilmiah. Jakarta: Kencana.
Sri Widyaningsih. 2012. Cara memilih Judul
Skripsi/Thesis atau Tema Penelitian (Online), http://www.cara.aimyaya.com/2012/12/cara-memilih-judul-skripsithesis-atau.html, di akses tanggal 24 Februari 2013.
Wirartha, I Made. 2006. Pedoman Penulisan
Usulan Penelitian, Skripsi, dan Tesis
Dilengkapi
Contoh-Contoh dan Metode Analisis Data. Yogyakarta: Penerbit Andi.
https://pojokpakdani.wordpress.com/2013/03/09/tips-menetukan-topik-penelitian-membuat-latar-belakang-penelitian-dan-cara-menentukan-rumusan-masalah/
[1]Tanjung dan Ardial, Pedoman Penulisan Karya
Ilmiah (Proposal, Skripsi, dan Tesis) dan Mempersiapkan Diri Menjadi Penulis
Artikel Ilmiah (Jakarta: Kencana, 2007), hal.14-18
[2]
Ibid, hal.24
[3]Imam Suyitno, Karya Tulis Ilmiah (KTI): Panduan,
Teori, Pelatihan, dan Contoh. (Bandung: Refika Aditama, 2011), 77
[4] Happy
Susanto, Paduan Praktis Menyusun Proposal(Jakarta: Visimedia,2009), 32-33
[5]
Wirartha, Pedoman Penulisan Usulan Penelitian, skripsi, dan Tesis(Yogyakarta:
Penerbit Andi, 2006), hal.17
Tidak ada komentar:
Posting Komentar